Alasan Durasi Tidur ideal itu justru bukan delapan jam

Kenapa tidak Mesti Tidur delapan Jam


Karena tidur juga tidak harus berlebihan. Justru waktu tidur yang pas sebetulnya adalah tujuh jam; bukan delapan jam seperti yang selama ini lumrah diketahui banyak orang sebagai waktu tidur yang ideal.

Berbagai pihak yang pernah mencari tahu soal berapa lama kita seharusnya tidur menyebutkan kalau gangguan kesehatan, dan bahkan tingkat kematian terendah itu dimiliki orang yang tidur selama tujuh jam. Kurang tidur atau terlelap selama delapan jam atau lebih secara konsisten malah terbukti merugikan.

Kalau merujuk pada data yang agak lebih serius, seorang psikoatri di Amerika Serikat pernah mengumpulkan data aktivitas lebih dari satu juta orang selama enam tahun, dan menemukan kalau orang yang tidur di antara 6,5 sampai 7,4 jam memiliki tingkat kematian paling rendah, dibandingkan durasi lainnya.

Bahkan pada penelitian lainnya ditemukan kalau orang yang biasa tidur selama tujuh jam punya kemampuan menyelesaikan persoalan lebih baik dibandingkan mereka yang tidur delapan jam atau lebih.

Kalau kita ambil ilustrasinya, misalkan saja Anda perlu terbangun pukul 5 pagi, maka sebaiknya Anda tidur pada pukul 10 malam; bukan pukul 9 malam, apalagi jam 2 pagi.

Tapi kemudian, apakah tidur selama delapan jam akan merusak kesehatan? Ya tidak juga. Kalau merujuk ke informasi dari National Sleep Foundation di Amerika Serikat, selama kegiatan tidur masih berlangsung di antara enam sampai delapan jam, masih tergolong oke; tapi yang ideal ya tujuh jam.
Selain durasi, kualitas tidur juga tak kalah penting.

Baca Juga : 10 Cara Menghilangkan Tidur Ngorok Atau Mendengkur


Pertanyaan terkait hal ini adalah, apa yang bisa membuat tidur tujuh jam kita benar-benar berkualitas? Soal ini, ada beberapa faktor pendukungnya, seperti kegiatan yang dilakukan sebelum tidur, sampai suasana atau keadaan kamar tempat kita tidur.

Jika menurut para ahli, aktivitas terbaik untuk dilakukan sebelum tidur adalah bergerak aktif, seperti melakukan olahraga ringan. Pilihan yang bisa dilakukan adalah semacam jalan santai, atau melakukan gerakan-gerakan peregangan otot.

Berdasarkan keterangan pakar juga, tidur terbaik itu kalau bisa mencapai momen yang disebut Rapid Eye Movement Sleep (REMS); atau puncak kualitas dari aktivitas tidur. Bagaimana kita bisa mengetahui, apakah sudah mencapai fase itu atau belum?

Mudah, pertanda paling lazim dari tidur kualitas tinggi adalah bermimpi. Kalau saat bangun Anda merasa bermimpi saat tidur, berarti Anda baru saja mendapatkan masa tidur yang berkualitas.

Jadi, untuk mendapatkan kualitas terbaik dari kegiatan tidur, sebaiknya kita melakukan olahraga ringan lalu dilanjutkan ritual yang membuat kita merasa nyaman sebelum tidur; seperti membayangkan hal-hal seru yang akan dilakukan esok hari, atau membaca doa.

Terkait ritual ini, jangan pula membiasakan diri untuk menonton televisi atau memainkan smartphone Anda hingga tertidur, karena efeknya memang kurang baik untuk kesehatan mata dan pikiran.


Atau ada pula kebiasaan buruk yang kerap dilakukan sebelum tidur, yaitu makan camilan. Jika Anda termasuk yang biasa melakukannya, sebaiknya hindari saja. Fokus saja pada hal yang menenangkan, agar lebih mudah mendapatkan kualitas tidur yang diharapkan.

Jangan lupa juga untuk mengatur suasana kamar senyaman mungkin, dan dengan pencahayaan yang tidak terlalu terang. Karena memang, kita perlu memberikan perhatian khusus untuk urusan tidur ini, karena bisa sangat berpengaruh pada kesehatan kita.

Siapa pun pasti tidak ingin kebugarannya terganggu. Namun, bisa saja masalah kesehatan muncul tanpa dapat dihindari. Oleh karena itu, Anda dituntut untuk mengantisipasinya dengan baik.

Pilihan

Beberapa hari ini, banyak sekali inbox dari video yang kami share ini berbagai media sosial, tentang anak-anak SMA beserta gurunya yang men...

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel